Mengapa Pengajuan Pinjaman Modal Kita Ditolak?

Kali ini saya akan sedikit menggagas masalah yang berhubungan dengan dunia usaha dan dunia per-bankan. Dan topik kali ini adalah tentang pengajuan kredit dari calon nasabah / calon kreditur yang tidak di acc atau ditolak oleh pihak bank.

Dalam dunia usaha, modal merupakan salah satu unsur pokok setelah ide, niat dan kemauan. Seringkali para usahawan ini membutuhkan dana untuk penambahan guna meningkatkan omset dan pengembangan usahanya. Berbagai cara bisa dilakukan oleh usahawan, salah satunya yaitu dengan mengajukan pinjaman/kredit ke bank ataupun lembaga keuangan lainnya. 

Dalam pengajuan pinjaman tersebut tidak semuanya disetujui, bahkan sering tertolak mentah-mentah bahkan sebelum dilakukan Survey, sakitnya tuh disini. Apalagi jika kita sebagai pengusaha dalam keadaan urgen membutuhkan dana cepat. Beberapa orang yang telah mengajukan kredit mungkin penasaran dengan keputusan yang diambil dari pihak bank tersebut. Pihak pemberi kredit memang berhak untuk menolak ataupun menyetujui pengajuan kredit tanpa memberitahukan alasan kepada calon nasabah. 

Tidak ironis sih tapi sudah biasa memang, pelaku usaha diberi informasi dan ditawari oleh marketing dari bank kemudian suatu saat tertarik untuk mengajukan pinjaman namun PK (Pengajuan kredit) kita belum berjodoh dengan bank tersebut. Memang begitu keadaannya lembaga keuangan berlomba-lomba mencari nasabah, namun tetap saja selektif. 

Kemudian mengapa kita sebagai pelaku usaha yang yakin usaha kita mampu berkembang, dan bersaing namun tak bisa mendapatkan tambahan modal dari bank. Tidak ada bank yang mau rugi dalam memberikan modal bagi pelaku usaha, mereka berusaha mencari pelaku usaha yang mampu memberikan kontribusi lancar pengembalian modal pinjaman beserta bunga ataupun bagi hasil dan sebisa mungkin meminimalisir resiko kredit macet.

Dalam menilai calon nasabah atau calon anggota baru pihak bank melalui Surveyor (kredit analis) melakukan teknik standar yaitu 5C / 5K : Charakter (Karakter), Capital (Kapital/Modal)  (Colateral, Capacity (Kapasitas), Condition (Kondisi usaha) dan menghasilkan Kesimpulan. 

Charakter (Karakter). 

Karakter diletakan dalam urutan pertama bukan hanya untuk pemantas, namun merupakan unsur pertama dalam menilai calon nasabah. Surveyor yang handal dan telah melalang buana dalam dunia perbankan menganggap calon nasabah yang akan di survey tersebut sebagai “Pembohong terbesar”. Dia akan banyak Tanya tentang diri pemohon. Dan disitu akan tau mengenai diri kita. Survey juga tidak serta merta hanya seputar usaha pemohon, namun dikenal juga adanya survey lingkungan. Nah jika surveyor itu masuk rumah tetangga disekitar lingkungan atau rekan bisnis pemohon, ini akan menambah masukan bagi surveyor tentang karakter dari pemohon (baik atau buruk). Dan walaupun antara lembaga keuangan itu adalah rival, namun karyawan terutama marketing mempunyai ikatan yang kuat, mungkin merasa senasip saja. sehingga seringkali surveryor mencari informasi dari lembaga keuangan lain untuk mengetahui sejarah pinjaman dari pemohon. Disini pemohon sebaiknya berkata jujur dan lebih apa adanya. Jangan semerta-merta karena pengajuan calon debitur ingin diterima kemudian melebih-lebihkan dari keadaan sebenarnya. Jika terbukti tidak jujur kemungkinan besar pengajuan akan ditolak.

Capital (Kapital/Modal) 

Terkadang ada Bank yang mensyaratkan pengajuan pembiayaan akan disetujui jika usaha ini telah berjalan minimal satu tahun. Dari situ diketahui bahwa pihak bank mensyaratkan pemohon pengajuan pinjaman tersebut harus sebisa mungkin telah mempunyai modal sendiri, baik itu berupa modal awal (bangunan tempat usaha, peralatan), modal kerja dan modal operasional. Dan yang berhubungan dengan prinsip ke-2 ini juga menyangkut kepemilikan usaha, asset-aset yang dimiliki pengusaha diluar usahanya dan juga status tempat tinggal dari pemohon tersebut. Jika pemohon tidak mempunyai usaha atau kemampuan untuk mengembalikan pastinya pengajuan pinjaman modal itu akan tertolak.

Collateral (Kolateral/Jaminan/Agunan) 

Dalam pembiayaan pihak bank membutuhkan jaminan atau agunan sebagai antisipasi jika suatu saat pihak debitur mengingkari perjanjian atau akad kridit yang telah ditentukan. Biasanya pengajuan dari calon debitur dengan jaminan yang tidak sesuai dengan persyaratan akan tertolak atau diturunkan plafon pembiayaannya agar sesuai dengan nilai likuiditas dari spesifikasi jaminan tersebut. Dasar penilaian jaminan ini bisa diketahui dari harga pasaran wajar dari objek , harga menurut calon nasabah, harga menurut lingkungan. Jika kita sebagai calon nasabah baru di suatu bank biasanya plafon pinjaman akan disetujui sekitar 50%-60% dari harga angunan. Unsur ini juga harus diperhatikan, apakah jaminan sesuai dengan plafon atau tidak.

Condition (Kondisi Usaha/Keuangan) 

Kondisi ini menyangkut keseluruhan keadaan umum dari pelaku dan usaha yang dijalankan oleh calon nasabah, baik berupa lingkungan usaha, perizinan, dan kondisi keadaan umum perekonomi sebuah usaha (dari hulu hilir sampai muara). Selain itu pihak kreditur menilai prediksi masa depan dari keberlangsungan usaha selama jangka waktu pembiayaan.Sebaiknya jika kondisi usaha/keuangan anda sedang "goyang dombret" jangan mengajukan pinjaman modal besar dulu, jika tidak ingin pengajuan anda ditolak. 

Kesimpulan 

Para analis kredit ataupun surveyor, akan memberikan rekomendasi kepada lembaga keuangan, untuk menyetujui atau tidak menyetujui pengajuan pembiayaan dengan memperhatikan unsur 5C / 5K tersebut. 

Itulah beberapa alasan yang kemungkinan menyebabkan pengajuan pinjaman modal anda ditolak. Semoga bermanfaat.
 

Tweet

Subscribe to receive free email updates: