Virus Virus Kata dari Janji yang terlupakan

Alangkah sedihnya kata-kata yang ditinggalkan pemiliknya. Ia tak lebih serupa gerombolan bunga dandelion ditiup angin, tiap helainya tak akan dipedulikan lagi kemana terbangnya. Sama seperti kata yang sering keluar dari mulut sang pemiliknya. Yang kadang keluar tanpa kita pikir akibatnya. Meraja membubung ke udara. Menggema di telinga dan ingatan bagi yang mendengarnya. Sementara sang pemilik suara itu sendiri kadang telah terlupa jika kata-katanya mengandung ribuan virus keburukan yang membuat sakit pendengarnya.

Kata-katanya mengandung endapan janji sumringah yang selalu dinanti pendengarnya. Kata-kata yang mengandung sari kesepakatan dan dukungan yang selalu diandalkan oleh pendengarnya. Namun sayang, kata yang mengandung virus keburukan itu telah dilupakan pemiliknya, tapi sarinya meninggalkan ciut yang tak berkesudahan bagi pendengarnya. Kata yang mengandung endapan janji sumringah itu telah dilupakan pemiliknya, tapi meninggalkan setangkup harap dan penantian yang tak terhitung bagi pendengarnya. Kata yang mengandung sari kesepakatan dan dukungan itu telah dilupakan oleh pemiliknya, tapi meninggalkan barisan kepercayaan yang meluap-luap bagi pendengarnya.

Lalu kemanakah kita hendak meletakkannya? Kata-kata tak perlu banyak, karena kami hanya memerlukan sedikit saja tetapi yang tidak pernah dilupakan oleh pemiliknya. Yang mereka dekap hingga janji-janji itu tercukupi. Yang mereka peluk hingga kepercayaan itu tak sempat menguap. Yang mereka cicipi dahulu hingga virus keburukan itu tak sampai menyakiti. (M' Sri Maskutir)

Tweet

Subscribe to receive free email updates: