(Mbak Sri Maskutir 2014)
Sepertinya tidak perlu aku ceritakan panjang-panjang yang hanya bisa menghabiskan waktu yang Tuhan berikan kepada kita. Tentang carut-marut kehidupan, tentang cinta pada Tuhan yang masih tersangkut di ranting dahan. Meraba-raba makna kehidupan sebenarnya. Suara ilahi yang memantul pada dinding hati seakan jengah untuk sekedar mengingatkan. Setiap detik kehidupan akan dimintai pertanggungjawabannya. Inikah ujung dari pertaubatan? Bukan hanya sebuah ungkapan yang tendensius, penuh perhitungan, atau.. apapun yang berbau duniawi.
Sepertinya tidak perlu aku ceritakan panjang-panjang yang hanya bisa menghabiskan waktu yang Tuhan berikan kepada kita. Tentang carut-marut kehidupan, tentang cinta pada Tuhan yang masih tersangkut di ranting dahan. Meraba-raba makna kehidupan sebenarnya. Suara ilahi yang memantul pada dinding hati seakan jengah untuk sekedar mengingatkan. Setiap detik kehidupan akan dimintai pertanggungjawabannya. Inikah ujung dari pertaubatan? Bukan hanya sebuah ungkapan yang tendensius, penuh perhitungan, atau.. apapun yang berbau duniawi.
Tuhan lebih tahu, dan Tuhan lebih
adil. Sesuatu pasti terjadi karena sesuatu, bukan tanpa sebab, dan bukan
kebetulan semata (itu ungkapan Harun Yahya). Tidak ada ungkapan selain memohon
ampun dengan penuh kerendahan, kenapa terlalu sombong menjadi manusia? Aku
tidak mengutuki diriku sendiri, teman-teman ataupun siapa yang ada di bumi ini.
Ini kehendak Tuhan. Tapi apakah keburukan manusia juga kehendak Tuhan juga?
Tidak bukan?
Dalam kekalutan hati yang merajam
dindingnya, aku masih hidup. Tuhan masih mempercayakan jasadku untuk melihat
dunia. Tapi kenapa aku sering lalai, mengalpakan nama Tuhan, mengalapakan
kecintaaan Tuhan, mengalpakan peringatan Tuhan. Dosa itu bak gunung es, bahkan
lebih membeku, berjamur, membusuk , Duh Gusti aku malu. Malu sekali padaMu. Aku
begitu berani mencincang kehidupan, memporakporandakan sesuka hati, mengatur
dan mensetting tanpa tahu diri. Ah,
betapa tidak tahu malunya aku. Aku benar-benar menyesal, menyesal sekali. Bukan
apa-apa aku hanya mawas diri, mungkin besok pagi aku sudah tidak diijinkan
disini, artinya aku mati.
Mungkin sulit, tapi bukankah Tuhan
maha penolong. Ya Rabb, jangan biarkan hambaMu larut dalam kehidupan duniawi
yang melalaikan. Terima kasih untuk hati yang selalu mengingatkan, terimakasih
untuk peringatan yang Engkau hadirkan, terimakasih untuk perhatian yang Kau
lambaikan, terimaksih untuk cobaan yang menguatkan hati, terima kasih untuk
rintangan yang memperkaya ruang ilmu, terimaksih ya Rabb, dalam kerendahan hati
aku berserah.
Setidaknya aku masih mempunyai rasa
malu, rasa menyesal dan rasa bersalah. Terima kasih untuk perasaan yang
meringankan hati, berdiam sepi menikmati cintaMu, menyendiri memahami makna
ciptaanMu, menepi untuk menelanjangi dosa dan kesalahanku. Karena aku percaya, Tuhan lebih tahu
dari hambaNya.
Tengok ruang hatimu, cinta dari
Tuhan selalu ada di sana, terbujur di bilik hati kita, apa kita akan membiarkan
ia pergi begitu saja?
Mencoba untuk menjadi lebih baik
lagi, manusia tidak ada yang sempurna, tapi setidaknya kita mencoba. Tuhan maha
pengampun, jadi kenapa kita “malu” untuk menerima peringatan dari Tuhan.
Bismillah …………..
Apakah Anda dalam kesulitan keuangan? Apakah Anda perlu
ReplyDeletepinjaman untuk memulai bisnis atau untuk membayar tagihan Anda?
Kami memberikan pinjaman kepada orang yang membutuhkan bantuan dan kami memberikan pinjaman kepada perusahaan lokal, internasional dan juga pada tingkat bunga yang sangat rendah dari 2%.
Terapkan Sekarang Via Email: kellywoodloanfirm@gmail.com
Terima kasih
Terima kasih dan Tuhan memberkati
Ibu Kelly