Sebagai
perwujudan jati diri manusia sebagai makhluk sosial manusia memang membutuhkan
interaksi dengan manusia lainnya, dalam prakteknya seringkali interaksi itu dapat menimbulkan
konflik. Kenyataannya konflik merupakan realita sosial yang mudah ditemui
dan dialami oleh setiap individu maupun kelompok masyarakat dalam kehidupan. Konflik
akibat dari interaksi sosial individu maupun kelompok ini terjadi dalam masyarakat terkecil (keluarga),
sampai tingkat Negara.
Cara
pandang terhadap Konflik
Konflik
merupakan fenomena biasa yang akan terus terjadi dalam kehidupan. Jadi konflik tidak harus ditakuti karena
merupakan warna kehidupan. Yang harus dilakukan adalah mencari akar dari
permasalahan dan penyelesaian yang komprehesif, terbaik dan dapat diterima oleh
semua pihak. Dalam upaya penyelesaian konflik sering terjadi bentuk penyelesaian yang labil,
sehingga bukannya menyelesaiakan permasalahan, melainkan membuat konflik tumbuh menjadi lebih
besar bahkan menjadi bentuk kekerasan yang dapat menyebabkan kehancuran.
Konflik
sebagai kawan kehidupan manusia sudah seharusnya dipahami oleh setiap individu
agar konflik yang terjadi dapat ditangani dengan baik. Bukan hanya sebuah
kewajiban pemimpin, tokoh masyarakat, maupun elite, namun diharapkan setiap
individu dapat memahami sebuah konflik dan menemukan teknik penyelesaian masalah
dari sebuah konflik.
Konflik juga dapat berubah menjadi kekerasan jika saluran
dialog dan wadah untuk mengungkapkan perbedaan pendapat tidak memadai. Kemudian apabila keluhan-keluhan, ketidaksepakatan
tidak diatasi secara cepat demokratis atau bahkan dibiarkan. Dan yang ketiga
karena banyak ketidakstabilan, ketidakadilan dan ketakutan dalam masyarakat yang
lebih luas.
Apa
yang dimaksud dengan Konflik
Banyak
pakar yang telah mendefinisikan tentang konflik. Kesimpulannya konflik dapat
diartikan sebagai perbedaan, perselisihan, dan atau benturan pendapat dan
tindakan antar individu maupun kelompok dalam kehidupan bermasyarakat, bangsa
dan Negara.
Unsur konflik :
1. Interaksi dua pihak atau lebih
2. Memiliki harapan dan keinginan yang berbeda
3. Bisa diproses, walaupun tidak pasti akan selesai.
Jenis
dan Penyebab Konflik
Secara
garis besar konflik dapat digolongkan menjadi konflik Horizontal dan konflik
Vertikal. Konflik horizontal adalah konflik antara individu maupun kelompok yang
memiliki status sosial yang sama. Sedangkan konflik vertikal adalah konflik
yang terjadi antar individu atau kelompok dengan kewenangan dan status sosial berbeda.
Konflik yang terjadi dalam masyarakat ini terjadi karena adanya perbedaan antara
individu-individu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, perbedaan sosial.
Sehingga dari sudut pandang penyebabnya tersebut konflik diklarifikasi menjadi
beberapa jenis :
- Konflik
data dan InterpretasiYaitu perselisihan yang diakibatkan oleh perbedaan data dan informasi serta perbedaan cara penafsir (makna) atas data dan informasi tersebut. Sebagai contoh perselisihan antar desa, dikabarkan bahwa beberapa warga dari desa A bersama kepala desa akan melakukan mediasi atas perselisihan yang terjadi antar warga 2 kampung tersebut. Dan ada salah seorang warga dusun B yang melihat kelompok itu menuju desanya, ia menginformasikan hal itu kepada warga desanya bahwa desa B sedang menuju kedesanya, akibat dari salah penafsiran dianggap oleh warga kampong B bahwa warga desa A akan melakukan penyerangan terhadap kampong B, padahal yang terjadi bukanlah seperti itu.
- Konflik hubungan antar manusiaPerselisihan karena ucapan dan atau ekspresi wajah atau badan seseorang yang dinilai menyinggung perasaan orang lain atau konflik yang terjadi akibat dari seseorang yang pernah (sering ) disakiti dan diperlakukan tidak baik oleh orang lain.
- Konflik KepentinganPerselisihan karena perbedaan kepentingan atau tujuan yang hendak dicapai mengenai suatu hal, baik kepentingan materiil maupun immaterial.
- Konflik NilaiPerselisihan atau pertentangan antara apa yang harus dilakukan akibat dari perbedaan nilai agama, adat, idielogi.
- Konflik strukturalPerselisihan dalam proses penyusunan dan pelaksanaan keputusan aturan atau kebijakan yang disebabkan oleh perbedaan kedudukan dalam struktur sosial, pemerintah maupun geografis. Keterkaitan antar berbagai pihak, pasti akan bersinggungan dengan kebijakan dari pihak diatas atau dibawahnya. Contoh kebijakan pemerintah pusat belum tentu diterima penuh oleh warga masyarakat di suatu daerah.
Peran serta masyarakat dalam meyelesaikan
Konflik
Hal yang perlu kita lakukan dalam menghadapi permasalahan
adalah bagaimana kita menyikapinya. Dalam menyikapi konflik, kita sebagai
individu dalam masyarakat hendaknya menjadi bagian dari upaya pemecahan
masalah, bukan menjadi bagian dari masalah. Secara garis besar kita ada untuk
membantu ke arah upaya-upaya pemecahan masalah dengan damai dengan pendekatan
yang sesuai sehingga tidak malah menimbulkan masalah baru.
Untuk itu dalam kehidupann keseharian bermasyarakat
yang diwarnai oleh bermacam konflik kita dituntut untuk mampu mengambil peran
sebagai Moderator, Mediator dan Fasilitator. Untuk melaksanakan hal itu artinya
kita diharapkan menjadi pihak ke tiga dengan sikap netral, fungsi Moderator,
Mediator dan Fasilitator harus bebas dari keperbihakan terhadap salah satu
pihak yang terlibat konflik.
Langkah melakukan mediasi oleh pihak ketiga yang netral adalah sebagai
berikut :
1. Tidak memihak
2. Menjaga kerahasiaan
3. Mau mendengar secara cermat
4. Menghindari membuat
pengandai-andaian
5. Tidak mengkritik, memancing
kebencian atau menghukum
6. Sadar dan tahu dengan jelas tugas
yang dipikul, menpertimbangkan waktu yang diperlukan, dan mau mengunakan
peralatan yang tersedia (Sadar tugas, waktu dan peralatan)
7. Berorientasi pada proses
penyelesaian konflik dan tidak terjebak dalam isi konflik
8. Menilai proses bukan menghakimi
9. Merespon atau menanggapi bukan
mereaksi
10. Bersedia dan terampil masuk ke pusat
konflik dan berada pada proses penyelesaian konflik
11. Menjunjung tinggi harkat dan
martabat untuk memperkuat kepercayaan terhadap diri kita
12. Mendapatkan mandate dan izin untuk
melakukan proses perdamaian
13. Menguasai proses dahulu bukan apa
yang harus dihasilkan.
14. Sadar akan sifat-sifat dasar manusia
seperti memiliki emosi berbagai perasaan, pengalaman masa lalu serta fikiran yang
berbeda.
15 Jangan mengunakan kata “Saya”
melainkan “Kita” serta menghindari kata “pada prinsipnya / pada dasarnya”. Contoh
pada prinsipnya konflik ini disebabkan karena salah paham saja. Kata ini belum
tentu dapat dipahami dan diterima oleh salah satu atau dua pihak yang
berkonflik tersebut.
Dengan
memahami konflik dan berperan serta aktif, serta memahami proses resolusi konflik
diharapkan pihak yang berkonflik mau ber-afirmasi artinya pihak yang berkonflik
menegaskan sikap saling menghormati, berkomunikasi dan bahkan melakukan
kerjasama dalam merumuskan pemecahan masalah sehingga konflik tidak meluas dan
dapat diselesaikan.
Terkadang
proses penyelesaian konflik yang terjadi dalam masyarakat ini gagal. Dalam proses
pemecahan konflik yang gagal ini biasanya disebabkan oleh :
1. Menutupi kekurangan
Proses
penyelesaian konflik akan buntu apabila masing-masing terlibat Konflik mengangap
dirinya paling sempurna dan tidak mau menyadari kekurangan diri yang
menyebabkan timbuknya konflik. Seharusnya semua pihak yang terlibat konflik
menyadari bahwa masing-masing memberikan andil adanya konflik.
2. Memberi jawaban dini
Permasalahan
akan menjadi sulit terselesaikan apabila pihak mediator atau penegah sengketa memberikan informasi
yang belum saatnya dinyatakan. Khususnya menyangkut salah satu pihak. Bisa jadi
informasi itu tidak sesuai bahkan bertentangan dengan keadaan yang sebenarnya.
3. Mendengarkan untuk menyetujui bukan
untuk memahami
Hambatan
akan muncul ketika pihak mediator dan yang terlibat mendengarkan secara utuh
apa yang dikatakan salah satu pihak. Seringkali kesalahpahaman terjadi ketika
pesan-pesan yang disampaikan dari salah satu pihak bertujuan agar pihak lain
memahami namun disimpulkan bahwa pesan atau uneg-uneg itu berarti menyetujui.
4. Pikiran yang tidak tenang
Penyelesaian
masalah akan terganggu apabila semua pihak yang terlibat konflik dalam
diskusinya dalam keadaan kacau, kondisi kejiwaan dalam keadaan emosi, tidak
dengan kepala dingin. Lebih baiknya diambil beberapa wakil yang dianggap
sebagai individu yang dapat mengendalikan diri dan penuh dengan kedewasaan.
Benturan
antar individu dalam masyarakat menjadi rawan terhadap konflik. Jika konflik
merupakan sebuah masalah yang akan selalu dijumpai maka diperlukan pemahaman
dalam menyikapi dan memandang konflik tersebut. Juga diperlukan resolusi untuk
mengantisipasi potensi konflik menjadi kekerasan. Sehingga pada akhirnya satu
konflik akan dapat diselesaikan dan tidak berkembang luas menjadi kekerasan dan
sebagai penyebab konflik lainnya.
http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/04/ingin-bebas-utang-di-tanggal-tua-ini.html
ReplyDeleteQQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS |
-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
• Bandar66
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
• BB : 2B3D83BE
Come & Join Us!