Alam
ini hanya menyediakan dua pilihan saja. Hanya itu. Aku dan kamu sendiri yang
sering mengembangbiakkannya menjadi berpuluh-puluh pilihan yang ujungnya sama,
mengerucut dan kembali menjadi dua. Ya atau tidak. Bukankah Tuhan telah
menggariskan? Lewat ciptaaannya yang selalu berpasang-pasang. Aku pikir kamu
paham apa itu isi dari sepasang, yaitu dua. Tapi aku tidak akan
mempermasalahkan itu, jika kamu tidak sepakat.
Kemarin,
kamu bilang kepalamu pusing karena bimbang menentukan pilihan yang kadang tidak
satupun kamu sukai. Kamu bercerita jika sajian hidupmu terlalu mengandung mara
bahaya, yang jika berpindah sejengkal saja akan menimbulkan kekekalan momentum.
Meledak kapan saja, dan memporak-porandakan segalanya.
Dari
segala himpunan pecahan yang kamu sebut masalah itu, aku tahu hatimu masih
seperti miitokondria yang mampu
melejitkan ribuan energi. Ia akan meledak sempurna dengan sendirinya. Kamu
tidak perlu gulungan peta untuk menunjukkan jalannya. Karena hati lebih tahu
segalanya dari yang kita kira. Hati tak perlu bimbingan, Karena ia lebih paham
apa yang terbaik untuk hidup kita. Tak perlu berlagak sok tahu jika hatimu tak
mengijinkanmu. Karena lagakmu akan merubah hidupmu berdebar tak karuan, gelisah
karena pelukan insomnia, menakutkan
seperti gerombolan serigala.
Batinmu
tak membutuhkan apa-apa, jika kamu mempercayakan semua kepadaNya. Ia serupa organel sel dalam susunan anatomi
pikiran dan bawah sadarmu. Karena ia adalah detector
yang tak membutuhkan radar. (Sri Maskutir)
0 Response to "HANYA ADA DUA PILIHAN SAJA - Sebuah Sajak"
Post a Comment
Silahkan berkomentar, dilarang Spam