Lingkungan Yang Administratif

Lingkungan Administratif
Lingkungan kita adalah lingkungan yang administratif. Hingga hal-hal yang lebih bersifat esensi kadang diabaikan. Tanpa sadar kita telah terperangkap didalamnya sejak kita mengenal bangku sekolah. Selama bertahun-tahun berjibaku dengan bangku sekolah, pernahkan kita mendapat pujian guru lantaran kita mengerjakan PR tanpa menulisnya? Pernahkan guru memberikan hadiah lantaran buku catatan kita tak sama kalimatnya dengan apa yang diperintahkan guru? Hingga sampai bangku kuliah kita terseret dengan arus administratif yang “kaku” dan “kurang berseni”. Namun, bukan bermaksud menyudutkan sisi administratif itu sendiri, hanya saja lingkungan kita yang terjebak pada perilaku administratif yang salah dan kadang asal-asalan. Mari kita teropong bersama: 
  • Di bangku SD sampai SMP (berlaku bagi generasi sedikit lawas). Kita terbiasa atau terpaksa dengan mencatat pelajaran, bukan salah karena kita dianjurkan mengikat ilmu dengan mencatatnya. Yang salah disini adalah menjudge bahwa yang memiliki catatan lengkap adalah good dan yang bukunya bersih atau sekedar coret-coret gambar anime adalah bad. Pemikiran administratif berlanjut hingga bangku kuliah saat tugas deadline sementara kita tak mampu meng-handle semuanya, akhirnya jalan pintas menuju gerbang administratife adalah copas teman atau artikel internet. Asal numpuk semuanya beres. 
  • Di bidang pekerjaan. Hampir semuanya administratif (ya iyalah kalo ga ada administrasi pada ga punya gawean di sono). Yang paling saya sesalkan adalah salah kaprah administratif dibidang pendidikan. Kalau bidang lain saya kurang tahu. Memang guru wajib untuk membuat administrasi kelas, administrasi pembelajaran dan segudang administrasi lainnya. Seakan akan fungsi guru pelan-pelan beralih menjadi tenaga administrasi daripada tugasnya mengajar. Hingga fenomena yang saya lihat menggiring pemikiran bahwa guru yang lengkap administrasi adalah guru teladan sedangkan guru yang bermasalah dengan administrasi dilabeli guru kurang teladan                   ( bagaimana dengan sekolah anda? ).

Masalah lain yang disebabkan oleh kanjeng administrasi ini adalah kemampuan guru yang tidak bisa bergerak mengikuti teknologi yang tiap hari ganti baju terus. Bisa ditebak dan yang saya tahu tak banyak dari guru-guru yang sudah sepuh dan tidak mau ribut dengan kanjeng administrasi dengan brilian-nya “memesan” administrasi pembelajaran. Sehingga terjadilah transaksi jual-beli administrasi pendidikan. Padahal esensinya pendidikan itu tidak melulu terbukti dengan bagusnya administrasi. Dimana guru mampu mengambil esensi dari tiap kelebihan anak didik agar mereka bisa secara sadar melejitkannya, dimana guru mampu membentuk mindset anak didik secara sadar bisa memilih mana itu jalan kebaikan dan jalan keburukan. Bukan hanya transfer pengetahuan, bukan hanya hafalan hitung-hitungan yang tak terkalahkan. (oleh Siti NA untuk galihwood.blogspot.com)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Lingkungan Yang Administratif"

Post a Comment

Silahkan berkomentar, dilarang Spam